VegasHoki88 – Seputar–SepakBola – Jose Mourinho, yang telah mengukir perjalanan luar biasa dalam dunia sepak bola selama 25 tahun, kini membuka tentang dua penyesalan terbesar dalam kariernya sebagai manajer. Dengan pengalaman melatih klub-klub besar di Portugal, Inggris, Spanyol, dan Italia, Mourinho telah meraih banyak trofi bergengsi, menjadikannya salah satu pelatih paling sukses dan berpengaruh dalam sejarah sepak bola. Namun, di balik kesuksesannya, ada dua keputusan yang masih ia sesali hingga kini.
Penyesalan Pertama: Keputusan Meninggalkan Real Madrid untuk Kembali ke Chelsea
Penyesalan pertama Mourinho berkaitan dengan keputusan besar yang ia ambil pada 2013, yakni meninggalkan Real Madrid dan kembali ke Chelsea. Meskipun berhasil memenangkan La Liga dan Copa del Rey selama masa jabatannya di Madrid. Serta meraih sukses dengan mengakhiri 20 tahun tanpa gelar Copa del Rey bagi klub. Mourinho mengungkapkan bahwa dirinya seharusnya mengikuti saran dari Presiden Real Madrid, Florentino Perez, untuk tetap bertahan di Santiago Bernabeu.
Dalam wawancaranya dengan Corriere dello Sport, Mourinho mengungkapkan perasaan menyesalnya:
“Florentino Perez berkata kepada saya, ‘Jangan pergi, kamu sudah melewati tantangan terbesar, yang terbaik akan segera datang.’ Saya tahu dia benar, tetapi saya memilih untuk kembali ke Chelsea setelah tiga tahun penuh tantangan di Spanyol.”
Meskipun di Chelsea Mourinho meraih satu gelar Premier League dan Piala Liga. Keputusannya untuk meninggalkan Madrid mengarah pada sebuah periode penuh kontroversi dan berakhir dengan pemecatannya pada Desember 2015 setelah performa buruk tim.
Penyesalan Kedua: Insiden dengan AS Roma dan Kalah di Final Liga Europa
Setelah melatih di Manchester United dan Tottenham Hotspur, Mourinho kembali ke Italia bersama AS Roma. Ia meraih gelar UEFA Conference League pada 2022 dan membawa Roma ke final UEFA Europa League pada 2023. Namun, kekalahan Roma dari Sevilla di final Liga Europa melalui adu penalti meninggalkan luka yang dalam, bukan hanya bagi tim, tetapi juga bagi Mourinho pribadi.
Setelah pertandingan tersebut, Mourinho terlibat dalam insiden kontroversial dengan wasit Anthony Taylor, yang mengarah pada larangan empat pertandingan bagi dirinya. Dalam refleksinya, Mourinho mengakui bahwa ia seharusnya bertindak berbeda setelah kekalahan itu.
“Saya harus berbicara tentang apa yang terjadi di Budapest, bukan karena insiden dengan wasit, tetapi karena saya tidak pergi segera setelah pertandingan itu. Saya seharusnya meninggalkan Roma saat itu juga, tetapi saya tidak melakukannya. Itu adalah kesalahan besar,” ungkap Mourinho, menyadari bahwa tindakannya setelah final tersebut menambah ketegangan yang tidak perlu.
Refleksi dan Pelajaran dari Masa Lalu
Meskipun kedua penyesalan ini datang setelah sejumlah kesuksesan besar, Mourinho menunjukkan bahwa di balik setiap keputusan besar. Selalu ada momen refleksi dan pembelajaran. Dengan pengalaman dan karier yang panjang. Dia mengakui bahwa beberapa keputusan yang tampaknya tepat di masa lalu, pada kenyataannya, tidak selalu membawa hasil yang diinginkan.
Mourinho, yang kini tetap menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di dunia sepak bola, mengungkapkan bahwa meskipun penyesalan itu hadir. Dia tetap berfokus pada masa depan dan tantangan yang ada di depannya. Seperti yang telah terbukti selama bertahun-tahun, The Special One selalu siap untuk menghadapi tantangan baru dan melanjutkan perjalanannya sebagai pelatih kelas dunia.