VegasHoki88 – Seputar–Sepakbola – Legenda sepak bola Brasil, Ronaldo Nazário, yang telah bermain bersama sejumlah pemain terbesar sepanjang sejarah sepak bola, akhirnya membuka kisah tentang salah satu rekannya yang paling mengecewakan: Thomas Gravesen.
Bagi Ronaldo, yang pernah menjadi rekan setim Zinedine Zidane, Ronaldinho, David Beckham, Luis Figo, Kaka, dan Andrea Pirlo, hanya satu nama yang menonjol sebagai pemain terburuk yang pernah bermain bersamanya. Nama tersebut adalah Thomas Gravesen, gelandang asal Denmark yang sempat bermain di Real Madrid pada awal 2000-an.
Gravesen: Pemain dengan Gaya Bermain Keras
Gravesen, yang dikenal sebagai gelandang bertahan dengan gaya bermain yang sangat agresif dan tanpa kompromi, memang mencuri perhatian selama bermain untuk Everton. Keberaniannya dan gaya bermain kerasnya membuatnya menjadi favorit para suporter di Inggris. Namun, langkah Real Madrid yang mengejutkan dengan mendatangkannya pada Januari 2005 seolah menjadi langkah yang sulit dipahami banyak pihak.
Dikenal dengan julukan “Mad Dog”, Gravesen tidak mengubah gaya permainannya meskipun bergabung dengan skuad bintang di Santiago Bernabeu. Ia kerap terlibat dalam insiden kontroversial, termasuk ancaman terhadap Robinho dalam latihan, serta insiden yang melibatkan Ronaldo—di mana Gravesen tanpa sengaja membuat salah satu gigi The Phenomenon rontok saat berduel dengannya.
Gravesen hanya bertahan 18 bulan di Madrid, dengan total 49 penampilan di semua kompetisi, sebelum akhirnya dijual ke Celtic pada musim panas 2006. Meski hanya sebentar, kehadirannya di Madrid cukup meninggalkan kesan yang cukup mendalam—sayangnya, bukan dalam arti positif.
Ronaldo Ungkapkan Kekecewaannya
Dalam sebuah wawancara bersama Romario, mantan rekan setimnya di Timnas Brasil, Ronaldo ditanya siapa pemain terburuk yang pernah bermain bersamanya. Tanpa ragu, ia menyebut nama Thomas Gravesen.
“Ada banyak pemain yang bisa disebut. Tapi, ada satu di Real Madrid yang benar-benar seperti lelucon… Gravesen,” ujar Ronaldo, yang kini dikenal dengan julukan The Phenomenon.
Ronaldo bahkan menggambarkan Gravesen dengan candaan: “Dia adalah gelandang asal Denmark. Dia pria yang baik, sangat menyenangkan. Bahkan, saya dengar dia baru-baru ini memenangkan turnamen poker dan mendapatkan 50 juta dolar AS atau semacamnya.”
Namun, di dunia sepak bola, Ronaldo mengaku kesulitan untuk memuji sang gelandang. “Tapi, dalam sepak bola? Dia sangat buruk. Dia hanya bisa mencetak gol dan memukuli orang,” tambahnya.
Capello: Tak Puas dengan Perilaku Gravesen
Ternyata, Ronaldo bukan satu-satunya yang merasa Gravesen tidak cocok dengan Real Madrid. Mantan pelatih Los Blancos, Fabio Capello, juga sempat mengungkapkan kebingungannya terhadap gaya bermain dan perilaku Gravesen. Setelah insiden perseteruan dengan Robinho, Capello menilai bahwa meskipun Gravesen memiliki kualitas taktis, sikap dan cara kerjanya sangat mengganggu.
“Dia memang sedikit aneh. Saya tidak ingin banyak berurusan dengannya, tetapi secara taktis dia cukup baik,” ungkap Capello.
Namun, Capello melanjutkan, “Perilakunya seperti itu, dan saya tidak menyukainya. Dia selalu ingin segalanya dilakukan dengan caranya sendiri.”
Kesimpulan: Gravesen Tidak Sesuai dengan Madrid
Thomas Gravesen memang sempat mencuri perhatian dengan gaya bermainnya yang keras, tetapi bagi Ronaldo dan banyak orang di Real Madrid, gaya bermainnya yang cenderung “mengganggu” lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Kendati begitu, kehidupan Gravesen setelah karier sepak bolanya tetap sukses, seperti yang disebutkan Ronaldo, di dunia poker.
Meskipun kontribusinya di Madrid tidak bisa disebut besar, kesannya yang kontroversial tetap membekas di ingatan banyak orang. Sebuah kisah yang menunjukkan bahwa meskipun seorang pemain bisa memiliki banyak kualitas, sikap dan adaptasi dengan tim tetap menjadi kunci utama untuk sukses di level tertinggi.