VegasHoki88 – Seputar–SepakBola – Barcelona tengah menjalani musim yang luar biasa di bawah komando Hansi Flick. Klub Catalan itu kini memimpin klasemen La Liga, bersiap tampil di final Copa del Rey, dan telah mengamankan tiket ke semifinal Liga Champions 2024/2025. Asa meraih treble winners kian terasa nyata di Camp Nou.
Dengan segudang pertandingan krusial menanti—termasuk dua El Clasico melawan Real Madrid dan semifinal Liga Champions kontra Inter Milan—Barça memasuki periode penentuan. Laga-laga tersebut bisa jadi pembeda antara satu trofi, dua, atau justru sejarah dengan tiga gelar dalam satu musim.
Yang paling mencuri perhatian adalah perubahan identitas permainan tim. Bersama Flick, Barcelona tampil seperti tim yang benar-benar baru. Meski masih dihantui masalah keuangan, mereka memainkan sepak bola atraktif nan efektif. Pendekatan taktis sang pelatih asal Jerman membuat lawan-lawan terkejut—pressing ketat, transisi cepat, dan lini depan yang mematikan.
Muda dan Menggigit: Generasi Baru Barca
Barca kini dipenuhi darah muda. Nama-nama seperti Lamine Yamal (17 tahun), Pau Cubarsi (18), Hector Fort (18), dan Marc Bernal (17) menjadi bukti bahwa revolusi generasi tengah berlangsung. Bahkan, pemain senior seperti Pedri dan Alejandro Balde pun masih tergolong belia, masing-masing berusia 22 dan 21 tahun.
Komposisi ini mengingatkan banyak orang pada era keemasan Barcelona 2010/2011 di bawah Pep Guardiola. Meski Flick dan skuadnya masih jauh dari pencapaian tim yang kala itu dihuni Lionel Messi, Xavi, dan Iniesta, para pengamat melihat semangat yang serupa.
Raphinha: Dari Winger Inkonsisten ke Superstar Barca
Salah satu transformasi paling mengejutkan musim ini adalah performa Raphinha. Pemain asal Brasil itu menjelma jadi sosok sentral dalam strategi Flick. Jika dulu dia dikenal inkonsisten, kini Raphinha adalah mesin gol dan kreator utama Barcelona.
Dalam 49 penampilannya musim ini, Raphinha mencetak 30 gol dan menyumbangkan 23 assist. Tak hanya itu, kecepatan dan intensitasnya meningkat drastis, dengan rata-rata 38 sprint per laga. Ia juga berkontribusi dalam bertahan, menunjukkan evolusi sebagai pemain komplet.
Rahasia kebangkitan ini sederhana namun bermakna. Raphinha menyebut, “Hansi Flick datang dan berkata: ‘Kamu akan menjadi sangat penting’. Kalimat itu mengubah segalanya.”
Sepak Bola Indah Kembali ke Camp Nou
Jurnalis ESPN, Graham Hunter, memuji dampak Hansi Flick secara terbuka. Ia menilai Barcelona saat ini menyuguhkan salah satu permainan paling menghibur di dunia. Dalam pandangannya, tim ini bukan sekadar mengejar kemenangan, tetapi juga menyentuh sisi emosional para penonton.
“Mereka memainkan sepak bola penuh risiko, kreatif, dan penuh sensasi—seperti permainan yang biasa kita lakukan di taman saat kecil dulu. Kita tak tahu apakah ini akan menjadi dinasti baru atau sekadar musim ajaib, tapi mereka sudah memenangi sesuatu yang tak ternilai: rasa hormat,” tulis Hunter.
Ujian Berat di Depan Mata: Inter Milan Menanti
Meski digadang-gadang sebagai favorit juara Liga Champions, jalan Barcelona menuju trofi Eropa tak akan mudah. Inter Milan menjadi lawan tangguh di semifinal. Raksasa Italia itu, meski baru saja tersingkir dari Coppa Italia, tetap kuat dengan skuad berpengalaman dan ambisi besar.
Mantan direktur Barcelona dan AC Milan, Ariedo Braida, menyebut Inter punya kans besar menembus final. Menurutnya, meski lini serang Barça menakutkan, pertahanan mereka masih punya celah.
“Barcelona sekarang adalah tim yang bagus, tapi bukan tidak terkalahkan. Mereka punya pemain menyerang luar biasa, tapi pertahanannya masih bisa ditembus,” ujarnya kepada Football Italia.
Menuju Takdir atau Sekadar Ilusi?
Apa pun hasil akhir musim ini, satu hal sudah pasti: Barcelona kembali menjadi tim yang disegani. Di bawah Flick, tim muda ini bukan hanya mengejar trofi, tapi juga telah membangkitkan kembali semangat dan romantisme yang sempat hilang dari permainan mereka.
Apakah mereka bisa menembus batas dan meraih kejayaan di tiga kompetisi? Dunia sepak bola sedang menunggu jawabannya.
